Pernahkah Anda berpikir apa yang dipikirkan oleh pelanggan Anda mengenai restaurant Anda? Bukankah mengetahui isi hati dari pelanggan Anda itu sangat penting? Bagaimana caranya agar Anda dapat "membaca" isi hati pelanggan Anda tersebut?
Mengenai hal tersebut, berikut adalah Q&A (question & answer) yang dikutip dari forum kuliner di www.priuk.com. Jawaban diberikan oleh Bapak Anke Dwi Saputro, pakar pemasaran dari MarkPlus&Co.
Question:
Selama ini kita tahu bahwa tidak banyak restaurant yang melakukan customer research. Akibatnya, restaurant tersebut tidak mengetahui secara mendalam opini tamu-tamunya (mulai dari harga, rasa, pelayanan, dan lain-lain) setelah datang ke restaurant tersebut. Tips-tips apa saja yang dapat dilakukan oleh restaurant owners agar mereka bisa tahu apa opini pelanggan mereka, sehingga mereka mengetahui secara pasti isi hati pelanggan mereka?
Answer:
Pertama, perlu diingat bahwa prinsip riset adalah untuk membantu para pelaku bisnis dalam mendalami tren secara umum, preferensi atau kebutuhan, dan keinginan pelanggan, persaingan dan pesaing, serta kinerja perusahaan. Objective khususnya untuk restaurant bisa untuk pengembangan produk, penentuan harga, kesesuaian lokasi atau konsep.
Untuk bisnis kecil, saya justru menganjurkan pemiliknya terjun langsung setiap hari dan melakukan riset kecil-kecilan sendiri. Terjun setiap hari bukan berarti sibuk di kasir, tapi sibuk mengalami dan menganalisa perilaku pelanggan di restaurant. Ngobrol langsung sesekali dengan pelanggan dan dengarkan pembicaraan mereka. Catat pointnya dan kelompokkan lalu coba analisis sendiri korelasi antar pendapat itu.
Kalau masih belum yakin, undang beberapa orang gabungan antara tamu loyal, tamu baru, dan tamu loyal pesaing dekat Anda datang ke acara gathering. Bikin focused group discussion kecil-kecilan. Untuk hasil yang lebih baik, agar hasilnya lebih valid, rekrut satu orang periset atau konsultan marketing perorangan.
Kalau masih belum puas juga, baru dilakukan riset kuantitatif dengan jumlah responden lebih besar lagi, misalnya masyarakat Kelapa Gading, masyarakat Jakarta Selatan, dan lain-lain.
Riset itu hanya memberikan informasi. Seberapa informasi ini bisa dipakai untuk menunjang bisnis Anda, tergantung dari kemampuan analisis dan sistesa sehingga informasi bisa menjadi pengetahuan. Dan seberapa insting bisnis Anda sehingga pengetahuan ini bisa menjadi inspirasi bisnis yang down-to-earth dan dapat dieksekusi. Selamat mencoba.
Disclaimer:
Artikel ini bukan bersifat konsultasi, tetapi hanya knowledge sharing. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda dapat langsung menghubungi narasumber yang bersangkutan.
Mengenai hal tersebut, berikut adalah Q&A (question & answer) yang dikutip dari forum kuliner di www.priuk.com. Jawaban diberikan oleh Bapak Anke Dwi Saputro, pakar pemasaran dari MarkPlus&Co.
Question:
Selama ini kita tahu bahwa tidak banyak restaurant yang melakukan customer research. Akibatnya, restaurant tersebut tidak mengetahui secara mendalam opini tamu-tamunya (mulai dari harga, rasa, pelayanan, dan lain-lain) setelah datang ke restaurant tersebut. Tips-tips apa saja yang dapat dilakukan oleh restaurant owners agar mereka bisa tahu apa opini pelanggan mereka, sehingga mereka mengetahui secara pasti isi hati pelanggan mereka?
Answer:
Pertama, perlu diingat bahwa prinsip riset adalah untuk membantu para pelaku bisnis dalam mendalami tren secara umum, preferensi atau kebutuhan, dan keinginan pelanggan, persaingan dan pesaing, serta kinerja perusahaan. Objective khususnya untuk restaurant bisa untuk pengembangan produk, penentuan harga, kesesuaian lokasi atau konsep.
Untuk bisnis kecil, saya justru menganjurkan pemiliknya terjun langsung setiap hari dan melakukan riset kecil-kecilan sendiri. Terjun setiap hari bukan berarti sibuk di kasir, tapi sibuk mengalami dan menganalisa perilaku pelanggan di restaurant. Ngobrol langsung sesekali dengan pelanggan dan dengarkan pembicaraan mereka. Catat pointnya dan kelompokkan lalu coba analisis sendiri korelasi antar pendapat itu.
Kalau masih belum yakin, undang beberapa orang gabungan antara tamu loyal, tamu baru, dan tamu loyal pesaing dekat Anda datang ke acara gathering. Bikin focused group discussion kecil-kecilan. Untuk hasil yang lebih baik, agar hasilnya lebih valid, rekrut satu orang periset atau konsultan marketing perorangan.
Kalau masih belum puas juga, baru dilakukan riset kuantitatif dengan jumlah responden lebih besar lagi, misalnya masyarakat Kelapa Gading, masyarakat Jakarta Selatan, dan lain-lain.
Riset itu hanya memberikan informasi. Seberapa informasi ini bisa dipakai untuk menunjang bisnis Anda, tergantung dari kemampuan analisis dan sistesa sehingga informasi bisa menjadi pengetahuan. Dan seberapa insting bisnis Anda sehingga pengetahuan ini bisa menjadi inspirasi bisnis yang down-to-earth dan dapat dieksekusi. Selamat mencoba.
Disclaimer:
Artikel ini bukan bersifat konsultasi, tetapi hanya knowledge sharing. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda dapat langsung menghubungi narasumber yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar