Pada dasarnya, fungsi utama dari POS retail maupun POS restoran hampir sama, yaitu untuk mencatat transaksi penjualan secara computerized, dimana dari transaksi ini nantinya akan generate reports atau laporan-laporan penjualan. Berdasarkan sudut pandang dari fungsi dasar tersebut, tidak aneh banyak restoran-restoran yang menggunakan software POS yang berbasis ritel, karena memang biasanya harganya lebih murah.
Memang, sebuah restoran bisa saja menggunakan POS ritel untuk mencatat transaksi penjualannya. Tapi, hasilnya tidak akan maksimal dan saya pribadi tidak menganjurkannya. Jika dipandang dari keseluruhan proses operasional dari sebuah restoran, kita akan menemukan beberapa bagian yang berbeda dibandingkan operasional bidang usaha retail.
Contoh paling gampangnya adalah dari segi tampilan (interface) POS. Dalam software restoran, POS memiliki tampilan meja-meja sesuai dengan denah restoran. Sedangkan, POS retail tampilannya lebih mirip table-table (kolom-kolom) seperti di Excel. Otomatis, salah satu kekurangan menggunakan POS ritel dalam restoran adalah Anda tidak bisa memonitoring keadaan restoran dari depan layar monitor.
Selain itu, POS ritel dirancang untuk lebih ke arah penggunaan keyboard dalam pengoperasiannya. Dari segi interface pun tidak memungkinkan menggunakan touchscreen jika Anda menggunakan POS retail. Sehingga, menggunakan software POS retail artinya Anda harus menggunakan keyboard, sedangkan kita tahu bahwa menggunakan keyboard lebih lambat dan lebih sulit ketimbang menggunakan touchscreen ketika melakukan order menu di restoran.
Fitur reservation juga tentunya tidak terdapat dalam POS ritel, karena memang tidak dibutuhkan dalam industri ritel. Sedangkan dalam industri restoran, hal ini tentu penting. Selain itu, ketika order menu jika menggunakan software restoran, ada fitur yang namanya "menu modifier". Dalam POS ritel, fitur ini juga tidak tersedia.
Memang, sebuah restoran bisa saja menggunakan POS ritel untuk mencatat transaksi penjualannya. Tapi, hasilnya tidak akan maksimal dan saya pribadi tidak menganjurkannya. Jika dipandang dari keseluruhan proses operasional dari sebuah restoran, kita akan menemukan beberapa bagian yang berbeda dibandingkan operasional bidang usaha retail.
Contoh paling gampangnya adalah dari segi tampilan (interface) POS. Dalam software restoran, POS memiliki tampilan meja-meja sesuai dengan denah restoran. Sedangkan, POS retail tampilannya lebih mirip table-table (kolom-kolom) seperti di Excel. Otomatis, salah satu kekurangan menggunakan POS ritel dalam restoran adalah Anda tidak bisa memonitoring keadaan restoran dari depan layar monitor.
Selain itu, POS ritel dirancang untuk lebih ke arah penggunaan keyboard dalam pengoperasiannya. Dari segi interface pun tidak memungkinkan menggunakan touchscreen jika Anda menggunakan POS retail. Sehingga, menggunakan software POS retail artinya Anda harus menggunakan keyboard, sedangkan kita tahu bahwa menggunakan keyboard lebih lambat dan lebih sulit ketimbang menggunakan touchscreen ketika melakukan order menu di restoran.
Fitur reservation juga tentunya tidak terdapat dalam POS ritel, karena memang tidak dibutuhkan dalam industri ritel. Sedangkan dalam industri restoran, hal ini tentu penting. Selain itu, ketika order menu jika menggunakan software restoran, ada fitur yang namanya "menu modifier". Dalam POS ritel, fitur ini juga tidak tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar