Part 2: Resiko Membuat Software Restaurant POS dari Awal

Di posting saya sebelumnya, saya telah membahas bahwa jika Anda berencana membuat software restoran versi Anda sendiri (entah itu dengan membayar jasa programmer free lance atau membuatnya sendiri), karena Anda berpikir bahwa cara seperti itu lebih murah, maka cara seperti itu secara jangka panjang malah lebih membuat cost Anda membengkak.

Kali ini, saya akan membahas masalah lain yang akan timbul jika Anda berniat merancang software Point Of Sale versi Anda sendiri, yaitu WAKTU.

Biasanya, seorang owner restoran tidak begitu paham bagaimana business-flow dari sebuah sistem Point Of Sale restoran. Mereka hanya tahu secara garis besarnya, yaitu bisa order menu secara touch screen, bisa cetak bill, bisa cancel menu, bisa generate laporan-laporan, dan sebagainya. Hal ini tentunya belum cukup memadai.

Programmer free-lance yang dibayar untuk merancang software ini pun biasanya belum pernah atau belum berpengalaman dalam membuat software restoran. Karena, kalau memang bisa, tentunya dia sudah membuatnya dalam produk jadi.

Artinya, antara programmer dan owner restoran harus sering-sering duduk bersama untuk merancang sistem seperti apa yang dikehendaki. Karena masih sama-sama belum pengalaman dalam merancang flow dari sebuah sistem POS, bisa dibayangkan betapa banyak waktu yang harus dihabiskan untuk menyelesaikan software tersebut.

Ketika software tersebut telah selesai dibuat, masih ada lagi tahap trial dan error. Sungguh melelahkan dan tidak time-efficient, padahal operasional restoran sudah harus berjalan. Jadi, sungguh kurang efisien jika Anda berpikir untuk membuat software POS restoran versi Anda sendiri, dari nol padahal sudah banyak perusahaan yang menyediakan software restoran yang lengkap, reliable, dengan harga terjangkau.

1 komentar:

  1. hmmm.... bnr jg ya... bakalan repot dan sangat membuang waktu.. bagusan pake yg udah jadi aja. :)

    BalasHapus