Part 1: Resiko Membuat Software Restaurant POS dari Awal

Ada beberapa owner restoran yang lebih memilih membuat sendiri software untuk sistem POS di restorannya, ketimbang harus membeli software restoran yang telah jadi (ready product). Biasanya mereka akan menyuruh free-lancer programmer yang kebetulan adalah teman atau kenalannya, dengan harapan bisa menekan cost untuk investasi sistem POS mereka.

Dari pengalaman kami selama ini, banyak restaurant ataupun cafe yang merasa "menyesal" telah menggunakan cara demikian, karena secara jangka panjang ternyata sama sekali tidak efektif. Banyak juga klien kami yang beralih menggunakan sistem POS restoran dari kami karena mereka merasa software yang mereka bikin dari nol tersebut tidak bisa menjawab kebutuhan operasional mereka.

Benarkah Lebih Menekan Cost?

Kelihatannya memang cara ini lebih murah, karena software Point Of Sale yang dibuatkan biasanya sangat standard dan minim fitur. Namun, seiring berjalannya restoran, maka akan mulai timbul masalah-masalah karena fitur yang tidak lengkap tersebut.

Laporan-laporan yang tidak lengkap, sulit melakukan setting discount, tidak bisa split bill, dan fitur-fitur penting lainnya yang tidak terpikirkan sebelumnya ketika diawal-awal merancang software Point Of Sale tersebut, adalah beberapa contoh dari masalah yang mungkin timbul.

Akhirnya, Anda harus memanggil kembali programmer yang dulu Anda bayar untuk melakukan upgrade atau customization. Tentunya, untuk setiap upgrade yang Anda minta, Anda harus membayar lagi jasa programmer tersebut. Semakin banyak customization yang Anda minta, maka semakin banyak uang yang harus Anda bayarkan.

Ujung-ujungnya, investasi sistem POS untuk restoran Anda malah menjadi lebih mahal. Apakah masalah berhenti sampai disini? Tentu tidak. Kami sering mendengar dari klien-klien kami sederet permasalah lainnya ketika mereka menggunakan software restoran custom-made. Nantikan di posting-posting kami berikutnya untuk membahas masalah ini.

1 komentar: